Gibah Tanpa Kenal Secara Langsung? Hati-hati Cuma Prasangka!

Hallo Sobat SeperHumasan, apa kabar?. Semoga baik-baik saja yah :). Nah, di artikel kedua yang merupakan artikel lanjutan ini, aku akan menjelaskan contoh dari artikel pertama, terkait Uncertainty Reduction Theory. Kali ini aku akan membahas contoh dari Uncertainty Reduction Theory, yaitu gibah. Sobat SeperHumasan sendiri pernah ga sih nge-gibah?. Iya, gibah merupakan istilah yang sering digunakan untuk membicarakan keburukan orang lain. Penasaran dengan kelanjutannya?. Simak artikel ini sampai habis ya!!!.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), gibah merupakan kegiatan membicarakan keburukan atau keaiban orang lain atau hanya sekedar mengingatkan keburukan orang lain dan sudah jelas orang tersebut tidak menyukai orang yang sedang digunjing tersebut. Dengan kata lain, gibah memiliki kesamaan arti dengan menggunjing atau dalam istilah bahasa yang sering digunakan oleh “anak-anak gaul zaman sekarang”, yaitu julid. Selain itu, gibah merupakan kegiatan yang dilarang oleh agama, khususnya agama Islam. Walaupun demikian, pada kenyataannya, menggibah sering dilakukan dengan sengaja oleh segelintir orang.

Menggibah dapat dipicu jika hati sudah dikuasai oleh keirian dan juga nafsu. Oleh karena itu, sebagai orang yang berpendidikan, kita harus dapat mengontrol hati dari sifat iri dengki. Selain itu, perasaan untuk menggibah juga dapat dipicu oleh rasa tidak percaya diri yang tinggi terhadap orang lain dengan mencari keburukan orang lain untuk mencapai kepuasan hati.


Gibah tentu memunculkan berbagai dampak, khususnya dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan sendiri dapat merusak kerukunan sebuah kelompok pertemanan atau bahkan tali persaudaraan. Selain itu, gibah juga dapat menimbulkan sifat iri dan dengki kepada mereka yang melakukan kegiatan gibah. Dampak lain yang dibawa oleh gibah yaitu, gibah merupakan kegiatan yang membuang-buang waktu. Ditambah, gibah juga dapat menjadi sarana tersebarnya berita hoaks yang mengandung misleading information (ke-tidak benaran suatu informasi) terhadap seseorang .


Namun, gibah sendiri masih termasuk kedalam kegiatan komunikasi. Hal tersebut dikarenakan, gibah bersifat menyampaikan sesuatu hal berupa informasi atau pesan. Dalam teori komunikasi sendiri, terdapat teori yang dapat dijadikan penjelasan terkait gibah secara tidak langsung. Teori tersebut merupakan Uncertainty Reduction Theory. Uncertainty Reduction Theory merupakan teori yang dicetus oleh Charles Berger dan juga Richard Calabrese dengan terfokus pada tradisi Sosio-Psikologi yang dihadirkan pada teori ini berdasarkan konteks komunikasi intrapersonal dan juga komunikasi interpersonal. Teori ini sendiri membahas tentang interaksi awal dalam pengembangan sebuah hubungan. Oleh karena itu, sebelum nama Uncertainty Reduction Theory dikenal oleh masyarakat luas, teori ini dikenal dengan nama Initial Interaction Theory. Berger dan Calabrese juga memaparkan bahwa jika manusia termotivasi untuk memprediksi dan menjelaskan terkait apa yang terjadi dalam pertemuan awal. 


Jika dikaitkan dengan gibah, tahap pertemuan awal tersebut memiliki kesinambungan atau dapat dikaitkan dengan Uncertainty Reduction Theory. Pada saat melakukan kegiatan gibah, banyak orang hanya memprediksi orang yang digunjing tanpa tahu detail dari suatu informasi dengan komprehensif. Prediksi sendiri dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk meramalkan pilihan perilaku yang memungkinkan untuk dipilih dari berbagai pilihan yang tersedia untuk diri sendiri atau pasangan relasional. Dalam hal ini, peng-gibah hanya memprediksi informasi-informasi buruk tentang korban gibah, walaupun tidak terlalu menganal satu sama lain.


Selain itu, Charles Berger dan juga Richard Calabrese mengualifikasikan tiga tahapan dari suatu hubungan, antara lain:

  1. Entry Stage (Tahapan Masuk) → Pada tahap ini, biasanya orang berpegang kepada norma umum seperti sosial dan budaya. Dapat berupa jabat tangan, senyum, memperkenalkan nama, dan lain sebagainya.

  2. Personal Stage → Pada tahap ini, biasanya terjadi eksplorasi yang lebih dalam. Dapat berupa pandangan, sikap, dan lain sebagainya.

  3. Exit Stage → Pada tahap ini, biasanya terjadi penilaian setelah adanya atau terjadinya sebuah interaksi.


Ketiga tahapan tersebut juga dapat dikaitkan dengan gibah karena masih memiliki kesinambungan. 

  1. Entry Stage → Dalam hal ini, kegiatan gibah biasanya terjadi pada tahapan ini. Yang mana tahapan ini terjadi saat pelaku hanya memiliki sedikit informasi serta hanya mendengar “kabar burung” terkait korban dari gibah tersebut.

  2. Personal Stage → Pada tahap ini, pelaku dan juga korban mulai berinteraksi dan mulai mengulik satu sama lain dengan tujuan untuk menggali sebuah informasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

  3. Exit Stage → Pada tahap terakhir ini, biasanya pelaku dan korban sudah mengantongi informasi dari masing-masing individu dan menemukan bahwa apa yang menjadi prediksi diawal merupakan misleading information.


Nah, untuk mengurangi ketidakpastian (Uncertainty) dalam suatu hubungan yang dalam hal ini terjadi pada pelaku dan korban dari gibah tersebut, kita dapat melakukan tiga langkah yang dipaparkan oleh Charles Berger dan juga Richard Calabrese, antara lain:

  1. Strategi Pasif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan mengamati lawan bicara di dalam lingkungan tersebut.

  2. Strategi Aktif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan bertanya kepada teman atau kerabat dari lawan bicara terkait informasi-informasi dari lawan bicara tersebut.

  3. Strategi Interaktif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan bertanya atau berinteraksi langsung dengan lawan bicara untuk menggali informasi-informasi yang ingin didapatkan.

Jadi, ketiga tahapan tersebut dapat menjadi acuan yang digunakan sebagai sarana untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) yang pada kasus ini terjadi pada pelaku dan korban dari gibah.


Nah Sobat SeperHumasan, jadi itu dia tadi artikel yang menjelaskan tentang kasus penerapan dari Uncertainty Reduction Theory. Jadi, dengan ketidakpastian innformasi yang terjadi saat gibah masih bikin kalian mau untuk nge-gibah ni? hehe. Sekian artikel ini saya buat, sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya. Catch you later!!.



Penulis adalah mahasiswa semester I Program Studi Hubungan Masyarakat Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.


Comments

  1. woah baru tau kalo gibah pun ada teorinya😅😅

    ReplyDelete
  2. Wah bagus nih kita semua kan suka gibah

    ReplyDelete
  3. menarik banget artikelnya bahasnya gibah,,..

    ReplyDelete
  4. Nice info banget buat yang suka gibah xixi🤝

    ReplyDelete
  5. wahh berarti gaboleh sering2 gibah yaa🙅‍♀️

    ReplyDelete
  6. Wahh ternyata gibah ada teorinya jugaa! Thankyouu buat penjelasannyaa :D

    ReplyDelete
  7. Ini menarik bgt sih topiknya🤩

    ReplyDelete
  8. lain kali klo mau gibah perhatiin step by step nya yah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Uncertainty Reduction Theory