Uncertainty Reduction Theory

Hallo Sobat SeperHumasan, apa kabar?. Oh iya, kalian pada tau ga nih kalo ada yang namanya Uncertainty Reduction Theory?. Nah!, teori ini harus dipahami oleh seorang Humas untuk memahami lawan bicaranya dengan mengumpulkan informasi-informasi terkait. Apa sih yang dimaksud dari Uncertainty Reduction Theory itu sendiri?, pada artikel pertama ini penulis akan membahas secara komprehensif terkait Uncertainty Reduction Theory. Simak artikel ini sampai habis ya!!!.


Pengertian

Uncertainty Reduction Theory merupakan teori yang dicetus oleh
Charles Berger dan juga Richard Calabrese dengan terfokus pada tradisi Sosio-Psikologi yang dihadirkan pada teori ini berdasarkan konteks komunikasi intrapersonal dan juga komunikasi interpersonal. Teori ini sendiri membahas tentang interaksi awal dalam pengembangan sebuah hubungan. Oleh karena itu, sebelum nama
Uncertainty Reduction Theory dikenal oleh masyarakat luas, teori ini dikenal dengan nama Initial Interaction Theory


Sejarah

Teori ini diperkenalkan oleh Charles Berger dan juga Richard Calabrese pada tahun 1975. Teori terus berkembang hingga dianggap salah satu teori yang penting, karena seperti yang dikatakan Leanne Knobloch pada tahun 2008, “Kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan ketidakpastian (Uncertainty)”.

Tujuan Charles Berger dan juga Richard Calabrese dalam membangun teori ini adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antar sesama manusia terlebih yang terlibat dalam percakapan pertama mereka bersama. Charles Berger dan juga Richard Calabrese percaya bahwa ketika terdapat orang asing yang baru bertemu, maka mereka peduli dengan peningkatan prediktabilitas dalam upaya untuk memahami pengalaman dalam berkomunikasi serta menggali informasi terhadap lawan bicara.

Charles Berger dan juga Richard Calabrese juga berpikir bahwa jika manusia termotivasi untuk memprediksi dan menjelaskan terkait apa yang terjadi dalam pertemuan awal. Prediksi sendiri dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk meramalkan pilihan perilaku yang memungkinkan untuk dipilih dari berbagai pilihan yang tersedia untuk diri sendiri atau pasangan relasional.


Contoh

Sebagai contoh, seorang dosen yang baru bertemu dengan mahasiswa baru yang baru bertemu mengalami uncertainty (ketidakpastian). Ketidakpastian ini dialami karena situasi tersebut antar individu yang tidak memiliki banyak informasi antara dosen dan mahasiswa baru dalam situasi dan lingkungan baru. Dalam ketidakpastian dalam berkomunikasi, salah satu dari dosen atau mahasiswa baru dapat berupa prediksi dan juga eksplanasi.

Saat kita berkomunikasi dengan sedikitnya informasi diawal, kita cenderung akan memprediksi sifat dan perilaku yang dilakukan oleh lawan bicara kita tersebut. Namun, setelah adanya interaksi, kita dapat membuat eksplanasi atau penjelasan terkait informasi-informasi yang didapat selama proses interaksi dilaksanakan.


Jenis

Uncertainty dapat dibagi berupa Cognitive Uncertainty dan juga Behavioral Uncertainty. Dalam berkomunikasi, Cognitive Uncertainty sendiri dapat berupa informasi seperti nama, umur, dan juga asal. Selain itu, Behavioral Uncertainty sendiri dapat berupa informasi seperti sikap dan karakter.


Konteks

Uncertainty Reduction Theory memiliki konteks komunikasi interpersonal dan intrapersonal. Teori ini juga membahas tentang interaksi awal dalam pengembangan suatu hubungan. Oleh karena itu, teori ini sebelumnya dikenal sebagai Initial Interaction Theory.


Strategi Pengurangan Ketidakpastian

Nah, untuk mengurangi ketidakpastian (Uncertainty) dalam suatu hubungan, kita dapat melakukan tiga langkah yang dipaparkan oleh Charles Berger dan juga Richard Calabrese, antara lain:

  1. Strategi Pasif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan mengamati lawan bicara di dalam lingkungan tersebut.

  2. Strategi Aktif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan bertanya kepada teman atau kerabat dari lawan bicara terkait informasi-informasi dari lawan bicara tersebut.

  3. Strategi Interaktif → Strategi ini, dapat dilakukan dengan bertanya atau berinteraksi langsung dengan lawan bicara untuk menggali informasi-informasi yang ingin didapatkan.


Aksioma (Inti Sari)

Charles Berger dan juga Richard Calabrese meneliti mengenai interaksi awal dari suatu hubungan dan mendapatkan tujuh aksioma (inti sari) dari teori ini. Aksioma-aksioma tersebut antara lain:

  1. Jika Ketidakpastian meningkat, maka komunikasi verbal menurun.

  2. Jika ketidakpastian meningkat, maka ekspektasi afiliatif nonverbal atau harapan pemahaman nonverbal menurun.

  3. Jika ketidakpastian meningkat, maka pencarian informasi akan meningkat.

  4. Jika ketidakpastian meningkat, maka tingkat keintiman komunikasi menurun.

  5. Jika ketidakpastian meningkat, maka timbal balik juga meningkat.

  6. Jika ketidakpastian menurun, maka kesamaan meningkat.

  7. Jika ketidakpastian meningkat, maka rasa menyukai menurun.


Asumsi

Pada teori ini, terdapat asumsi atau dugaan yang dapat dijadikan landasan dalam berpikir dalam teori ini, antara lain:

  1. Orang mengalami ketidakpastian dalam situasi komunikasi interpersonal.

  2. Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak yang tidak menyenangkan dan menyebabkan tekanan kognitif.

  3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan prediktabilitas.

  4. Komunikasi interpersonal adalah proses perkembangan yang terjadi melalui beberapa tahapan.

  5. Komunikasi interpersonal adalah sarana utama pengurangan ketidaksamaan.

  6. Kuantitas dan sifat yang dibagikan orang berubah sepanjang waktu.

  7. Ada kemungkinan untuk memprediksi perilaku orang secara hukum, aturan, atau kebiasaan.


Tahap Awal Hubungan

Dalam awal dari suatu hubungan, Charles Berger dan juga Richard Calabrese mengualifikasikan tiga tahapan dari suatu hubungan, antara lain:

  1. Entry Stage (Tahapan Masuk) → Pada tahap ini, biasanya orang berpegang kepada norma umum seperti sosial dan budaya. Dapat berupa jabat tangan, senyum, memperkenalkan nama, dan lain sebagainya.

  2. Personal Stage → Pada tahap ini, biasanya terjadi eksplorasi yang lebih dalam. Dapat berupa pandangan, sikap, dan lain sebagainya.

  3. Exit Stage → Pada tahap ini, biasanya terjadi penilaian setelah adanya atau terjadinya sebuah interaksi.


Inti Teori

Inti teori yang dapat disimpulkan dari Uncertainty Reduction Theory ini yaitu, suatu komunikasi adalah sarana untuk mengurangi ketidakpastian ketika seseorang memasuki sebuah situasi, lingkungan, atau hubungan yang baru.


Nah, sekian dulu artikel tentang Uncertainty Reduction Theory, sampai jumpa di lain kesempatan. Terima kasih.



Penulis adalah mahasiswa semester I Program Studi Hubungan Masyarakat Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia.


Comments

  1. Keren bangeet! Very insightful🤩

    ReplyDelete
  2. kerennn ����

    ReplyDelete
  3. bagus bgt aku jdi mengetahui sesuatu yang baru

    ReplyDelete
  4. keren nihh buat yang suka miskom ternyata ada teorinyaa, thanks aziz ilmunyaa!

    ReplyDelete
  5. Sangat informatif dan juga menarik untuk dibaca

    ReplyDelete
  6. Keren banget ga ngerti lagi sm ajies!🤝

    ReplyDelete
  7. informatif bangett keren!🤩

    ReplyDelete
  8. Nambah ilmu nih, thank you🤩👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gibah Tanpa Kenal Secara Langsung? Hati-hati Cuma Prasangka!